Wednesday 28 October 2015

Puisi Teruntuk Ade





Sepenggal puisi ini
Aku tulis dengan sepenuh hati
Di sela-sela kesibukan SM-3T
Di Pureman, Alor, NTT
Teruntuk kekasih yang jauh di sana
Yang juga sedang mengabdi untuk bangsa
Di Aceh Timur, Aceh

Dari SM-3T UNY angkatan V
Untuk SM-3T UPI angkatan V
Jangan lupa bahagia



Pureman, 01 Oktober 2015
Ingatkah ade ketika kita bersama
Tiada bosan kita saling jumpa
Tiada satupun yang bisa pisahkan kita
Hanya malam saja yang rela melakukannya

Suka dan duka kita selalu berbagi
Ketika suka kita saling memberi
Ketika duka kita saling terdiam sepi
Namun kita tetap saling mengerti

Aku rindu kebersamaan itu
Dua insan Tuhan yang selalu bersatu
Sering kali orang heran mengapa kita begitu
Di mana ada vario hijau, ada kita selalu

Aku rindu ade yang kalo ngomong tak ada titik
Tiada jedanya walaupun hanya sedetik
Namun ketika ngambek, tiada sekatapun terucap
Suasana riang menjadi sunyi dan senyap

Aku rindu celotehnya ade
Aku rindu semua tentang ade



Pureman, 02  Oktober 2015
Teramat begitu sepi hidup ini
Tanpa hadirnya ade di sisi
Teramat begitu hampa hidup yang kurasa
Tanpa sentuhan ade yang tenangkan jiwa

Dahulu hidup terasa indah
Hari-hari seakan selalu cerah
Kini hidup terasa susah
Hari-hari penuh dengan gundah

Di mana ade yang selalu ada untukku?
Tahukah ade di sini aku selalu rindu?
Kapan kita bisa jalani hidup seindah dulu?
Sampai kapan waktu itu kan kutunggu?

Masih mungkinkah kita kembali lagi
Melewatkan hari-hari yang penuh cinta
Masih mungkinkah dapat aku temui
Ade yang membuat aku merasa sempurna

Sampai kapanpun waktu itu akan aku nanti
Walau habis waktu yang mungkin aku miliki
Sampai sisa nafas ini habis dan terhenti
Aku akan selalu tetap menanti ade di sini



Pureman, 03 Oktober 2015
Terkagum aku memfikirkannya
Kisah cinta yang sudah begitu lama
Masih bertahan dalam nama cinta
Masih berjalan tanpa ada lelahnya

Tersadar aku dalam kehningan
Atas semua yang telah aku lakukan
Bagaimana terus aku melakukan kesalahan
Di atas cnta ade yang penuh ketulusan

Ade yang telah aku pilih
Tak selayaknya aku membuat ade sedih
Ade yang telah aku pinta
Ak semestinya aku membuat ade menderita

Mash terlambatkah aku untuk menyadari?
Sudah terlalu lama aku kurng perduli akan ade
Masih terlambatkah aku untuk kembali?
Sudah terlalu jauh aku kurang perhatian akan ade

Setulus hati ini aku mohon maaf
Sungguh aku telah begitu khilaf
Aku tertegun di dalam sebuah penyesalan
Menyesali semua yang telah aku lakukan



Pureman, 04 Oktober 2015
Aku titipkan salam bersama mentari yang terbit
Semoga hari-hari ade akan selalu cerah
Dari terbitnya sang mentari
Hingga tengelam lagi

Ketika malam, kutanya pada bintang di langit
Apakah mimpi-mimpi ade selalu indah?
Seindah mentyari pagi tadi
Seindah mentari di sore hari

Bagaimana kabar ade di sana?
Aku ingin melihat senyumnya
Walau hanya sekejap mata
Sudah cukup bahagiakan jiwa

Tidakkanh ade merasakan rindu yang sama?
Walau kita berada di tempat yang berbeda
Tidakkah ade merasakan selalu hampa?
Walau kita berada di tengah kawan semua

Tahukah ade, aku selalu dalam kerinduan
Di tengah-tengah kerasnya perjuangan
Perjuangan melawan kebodohan di perbatasan
Perjuangan pertahankan cinta tuk masa depan

Semoga akan tiba saatnya nanti
Setelah usai kita mengabdi
Cinta yang lama pun akan kembali
Menjalani hari bersama kita lagi
Menikmati arti kemerdekaan sejati
Hingga detik waktu telah terhenti


Pureman, 05 Oktober 2015
Hari demi hari tanpa lelah kuhitung
Semakin kuhitung semakin tak berujung
Rasa kerinduan yang terus kian merudung
Membuatku bak katak dalam tempurung

Perasaan ini selalu mengusik
Membelenggu, membuatku tak berkutik
Kerinduan ini sangatlah pelik
Tak mampu kutepis walau hanya sedetik

Malam tiap malam kucoba terus berlari
Berlari untuk terus mencari
Mencari untuk dapat kutemui
Sosok yang telah hilang bak ditelan bumi
Walau hanya dalam mimpi, tuk menghibur
Hati yang selalu merasa sepi

Karena mungkin hanya lewat mimpi saja
Aku mungkin akan dapat menemuinya
Smart phone tidak akan ada lagi guna
Tanah ini hilang di tengah peradaban dunia
Bak jaman batu di tengah modernisasi media


Pureman, 06 Oktober 2015
Selama pelita cinta kita kan terus bersinar
Selama bunga cinta kita kan tetap mekar
Selama itu aku akan selalu bersabar
Menjaga cinta kita tak akan pernah pudar

Bila pelita nampak sayu
Dan bunga pun agak layu
Maka yakinlah akan janjiku padamu
Hanya keyakinan yang membuatnya hidup selalu

Seluruh hidupku hanya untukmu
Itulah janjiku


Pureman, 07 Oktober 2015
Bersama cahaya lentera yang mulai redup
Bersama angin malam yang sedang bertiup
Kulukiskan setitik harapan aku hidup
Dengan sisa nafas yang masih aku hirup

Aku hidup hanya untuk satu alasan
Membuatmu hidup penuh kebahagiaan
Aku bernafas hanya untuk satu harapan
Alloh masih berkenan memberiku kehidupan

Selama aku masih ada di dunia ini
Kan kubuat hari-harimu penuh warna-warni
Kan kubuat setiap detikmu penuh arti
Dan kan kujaga hati yang telah kau beri

Namun jika nanti aku telah pergi
Semoga cinta yang kuberi tak ikut mati
Masih tetap hidup dan abadi
Walau aku sudah tiada lagi

Hanya kepadamu aku cinta
Hanya bersamamu aku bahagia

Pureman, 08 Oktober 2015
Sempat tersirat di dalam benakku
Di sini aku begitu merindukanmu
Tapi apakah engkau juga merasakan hal yang sama?
Di tempat yang jauh yang aku tidak tahu di mana

Kepada siapa aku harus mencari tahu
Jika tidak seorangpun mengerti keadaan ini
Namun tidak sedikitpun aku meragu
Aku akan tetap percaya akan kekuatan cinta sejati


Pureman, 09 Oktober 2015
Aku hidup di atas batu karang
Dikelilingi bukit-bukit gersang
Aku sendiri dan seakan hilang
Hidup sebatang kara menggelandang

Aku hidup di tanah seberang
Berselimuti ombak dan gelombang
Aku pergi meninggalkan orang tersayang
Untuk mengabdi pada bangsa dengan berjuang

Wahai orang-orang yang aku sayang
Tiada kukirim sepucuk surat dan layang
Bukannya aku tidak lagi sayang
Tapi tanah ini sangatlah malang memang

Rasa rindu ini sudah tak lagi terbilang
Aku sudah ingin cepat untuk pulang
Berkumpul lagi dengan orang-orang tersayang
Namun terompet perang sudahlah berkumandang
Sayang, doakan aku agar menang


Pureman, 10 Oktober 2015
Benih cinta yang kutanam sejak lama
Akan selalu kusiram dengan penuh cinta
Akan selalu kulindungi dan kujaga
Agar terus tumbuh dan berbunga

Takan kubiarkan sedikitpun layu
Takan kubiarkan sesuatupun menggangu
Takan kubiarkan seseorangpun memetik
Takan kubiarkan sedikitpun terusik

Aku adalah batu karang
Takan goyah walau diterjang gelombang
Selalu teguh pada janji yang kupegang
Takan pernah lupa apa lagi hilang


Pureman, 11 Oktober 2015
Kekasih yang jauh di mata
Selalu kusebutnamanya
Dalam setiap doa yang kupinta
Semoga selalu dalam lindungan_Nya

Walau jauh tak pernah kumerasa jenuh
Rasa kasih selalu penuh menyeluruh
Meskipun belahan jiwa berada jauh
Cintaku teguh walau jiwa tinggal separuh

Selalu kuingat senyum manis itu
Selalu terbayang parasnya yang elok nan ayu
Selalu terngiang sapaannya yang begitu merdu
Dialah satu sang penyemangat hidupku

Dirinya selalu kuingat
Di tengah kesibukanku yang padat
Walau dia tidak kulihat
Tapi aku merasa begitu dekat
Seakan hatiku ia dekap erat
Dan berbisik “Mamas harus kuat”
“meskipun hidup terasa berat”


Pureman, 12 Oktober 2015
Selamat malam kekasih hati
Bagaimana kabarmu malam ini
Bagaiman hari-hari yang telah kau lewati
Semoga kebahagiaan yang selalu kau dapati

Selamat beristirahat kekasih tercinta
Aku berharap di sana kau selalu ceria
Hari-hari yang kau jalani penuh dengan tawa
Meskipun tanpa aku, semoga kau selalu bahagia

Selamat tidur kekasih tersayang
Aku berharap, aku dapat hadir dalam mimpi yang kau kenang
Aku ingin mengatakan, aku akan terus mencintaimu
hingga tidak ada lagi siang
Semoga bermimpi indah sayang


Pureman, 13 Oktober 2015
Seiring hari yang terus berganti
Seiring waktu yang terus berlalu
Perlahan kaki mulai lelah berdiri
Dan bahu mulai lelah menunggu

Ingin kurebahkan tubuh yang mulai tua
Ingin kupejamkan mata
Ingin ku lepaskan segalanya
Dan kutinggalkan dunia

Biarkan aku beristirahat
Biarkan aku lepaskan penat
Bernafas seakan sudah tak kuat
Dan nadi seakan tak lagi berurat

Bergerak seakan aku tak mampu
Rasa seakan aku tak lagi tahu
Warna semuanya telah semu
Seluruh tubuhku telah membeku
Aku tak nisa hidup bila tanpamu


Pureman, 14 Oktober 2015
Kulihat bayangmu di dalam cahaya pelita
Kudengar suaramu bersama angin di malam buta
Kutahu aku sedang merasakan rindu yang luar biasa
Terhadap kekasih tercinta di tempat jauh di sana

Kutemui dirimu di dalam mimpi yang indah
Kau hapuskan segala resah dan gelisah
Kau dekap erat tubuh yang telah gundah
Kau kuatkan jiwa yang telah lelah

Tak terasa bintang sudah mulai hilang
Dan pagipun sudah mulai menjelang
Pesona wajahmu masih terus terbayang
Ku ingin mimpi semalam itu dapat terulang

Seperti mendapat sapaan hangat di pagi ini
Kurasakan udara segar yang tenangkan hati
Kudapatkan semangat dalam menjalani hari
Dan kutemukan hari indah yang tak pernah kutemui
“selamat pagi sang pujaan hati”


Pureman, 15 Oktober 2015
Hidup di sini begitu menderita
Jauh dari kekasih tercinta
Kemarin jaringan tidak ada
Sekarang listrikpun juga

Kini berteman sepi dengan pelita
Mencoba bercanda tawa dengannya
Tapi dia hanya menari-nari saja
Lama-lama aku bisa jadi gila

Ingin ku turun ke kota
Sudah bosan aku dengan marungga
Ingin ku enyah segera
Meninggalkan tempat yang penuh derita

Om telolet om vs telolet basuri

"Om telolet om" adalah teriakan anak-anak bus mania untuk meminta supir bus membunyikan klakson yang berbunyi "telolet"....