Sepenggal puisi ini
Aku tulis dengan sepenuh hati
Di sela-sela kesibukan SM-3T
Di Pureman, Alor, NTT
Teruntuk kekasih yang jauh di sana
Yang juga sedang mengabdi untuk bangsa
Di Aceh Timur, Aceh
Dari SM-3T UNY angkatan V
Untuk SM-3T UPI angkatan V
Jangan lupa bahagia
Pureman, 01 Oktober 2015
Ingatkah ade ketika kita bersama
Tiada bosan kita saling jumpa
Tiada satupun yang bisa pisahkan kita
Hanya malam saja yang rela melakukannya
Suka dan duka kita selalu berbagi
Ketika suka kita saling memberi
Ketika duka kita saling terdiam sepi
Namun kita tetap saling mengerti
Aku rindu kebersamaan itu
Dua insan Tuhan yang selalu bersatu
Sering kali orang heran mengapa kita begitu
Di mana ada vario hijau, ada kita selalu
Aku rindu ade yang kalo ngomong tak ada titik
Tiada jedanya walaupun hanya sedetik
Namun ketika ngambek, tiada sekatapun terucap
Suasana riang menjadi sunyi dan senyap
Aku rindu celotehnya ade
Aku rindu semua tentang ade
Pureman, 02
Oktober 2015
Teramat begitu sepi hidup ini
Tanpa hadirnya ade di sisi
Teramat begitu hampa hidup yang kurasa
Tanpa sentuhan ade yang tenangkan jiwa
Dahulu hidup terasa indah
Hari-hari seakan selalu cerah
Kini hidup terasa susah
Hari-hari penuh dengan gundah
Di mana ade yang selalu ada untukku?
Tahukah ade di sini aku selalu rindu?
Kapan kita bisa jalani hidup seindah dulu?
Sampai kapan waktu itu kan kutunggu?
Masih mungkinkah kita kembali lagi
Melewatkan hari-hari yang penuh cinta
Masih mungkinkah dapat aku temui
Ade yang membuat aku merasa sempurna
Sampai kapanpun waktu itu akan aku nanti
Walau habis waktu yang mungkin aku miliki
Sampai sisa nafas ini habis dan terhenti
Aku akan selalu tetap menanti ade di sini
Pureman, 03 Oktober 2015
Terkagum aku memfikirkannya
Kisah cinta yang sudah begitu lama
Masih bertahan dalam nama cinta
Masih berjalan tanpa ada lelahnya
Tersadar aku dalam kehningan
Atas semua yang telah aku lakukan
Bagaimana terus aku melakukan kesalahan
Di atas cnta ade yang penuh ketulusan
Ade yang telah aku pilih
Tak selayaknya aku membuat ade sedih
Ade yang telah aku pinta
Ak semestinya aku membuat ade menderita
Mash terlambatkah aku untuk menyadari?
Sudah terlalu lama aku kurng perduli akan ade
Masih terlambatkah aku untuk kembali?
Sudah terlalu jauh aku kurang perhatian akan
ade
Setulus hati ini aku mohon maaf
Sungguh aku telah begitu khilaf
Aku tertegun di dalam sebuah penyesalan
Menyesali semua yang telah aku lakukan
Pureman, 04 Oktober
2015
Aku titipkan salam
bersama mentari yang terbit
Semoga hari-hari ade
akan selalu cerah
Dari terbitnya sang
mentari
Hingga tengelam lagi
Ketika malam, kutanya
pada bintang di langit
Apakah mimpi-mimpi ade
selalu indah?
Seindah mentyari pagi
tadi
Seindah mentari di
sore hari
Bagaimana kabar ade di
sana?
Aku ingin melihat
senyumnya
Walau hanya sekejap
mata
Sudah cukup bahagiakan
jiwa
Tidakkanh ade
merasakan rindu yang sama?
Walau kita berada di
tempat yang berbeda
Tidakkah ade merasakan
selalu hampa?
Walau kita berada di
tengah kawan semua
Tahukah ade, aku
selalu dalam kerinduan
Di tengah-tengah kerasnya
perjuangan
Perjuangan melawan
kebodohan di perbatasan
Perjuangan pertahankan
cinta tuk masa depan
Semoga akan tiba
saatnya nanti
Setelah usai kita
mengabdi
Cinta yang lama pun
akan kembali
Menjalani hari bersama
kita lagi
Menikmati arti kemerdekaan
sejati
Hingga detik waktu
telah terhenti
Pureman, 05 Oktober
2015
Hari demi hari tanpa
lelah kuhitung
Semakin kuhitung
semakin tak berujung
Rasa kerinduan yang
terus kian merudung
Membuatku bak katak
dalam tempurung
Perasaan ini selalu
mengusik
Membelenggu, membuatku
tak berkutik
Kerinduan ini
sangatlah pelik
Tak mampu kutepis
walau hanya sedetik
Malam tiap malam
kucoba terus berlari
Berlari untuk terus
mencari
Mencari untuk dapat
kutemui
Sosok yang telah
hilang bak ditelan bumi
Walau hanya dalam
mimpi, tuk menghibur
Hati yang selalu
merasa sepi
Karena mungkin hanya
lewat mimpi saja
Aku mungkin akan dapat
menemuinya
Smart phone tidak akan
ada lagi guna
Tanah ini hilang di
tengah peradaban dunia
Bak jaman batu di
tengah modernisasi media
Pureman, 06 Oktober
2015
Selama pelita cinta
kita kan terus bersinar
Selama bunga cinta
kita kan tetap mekar
Selama itu aku akan
selalu bersabar
Menjaga cinta kita tak
akan pernah pudar
Bila pelita nampak
sayu
Dan bunga pun agak
layu
Maka yakinlah akan janjiku
padamu
Hanya keyakinan yang
membuatnya hidup selalu
Seluruh hidupku hanya
untukmu
Itulah janjiku
Pureman, 07 Oktober
2015
Bersama cahaya lentera
yang mulai redup
Bersama angin malam
yang sedang bertiup
Kulukiskan setitik
harapan aku hidup
Dengan sisa nafas yang
masih aku hirup
Aku hidup hanya untuk
satu alasan
Membuatmu hidup penuh
kebahagiaan
Aku bernafas hanya
untuk satu harapan
Alloh masih berkenan
memberiku kehidupan
Selama aku masih ada
di dunia ini
Kan kubuat hari-harimu
penuh warna-warni
Kan kubuat setiap
detikmu penuh arti
Dan kan kujaga hati
yang telah kau beri
Namun jika nanti aku
telah pergi
Semoga cinta yang
kuberi tak ikut mati
Masih tetap hidup dan
abadi
Walau aku sudah tiada
lagi
Hanya kepadamu aku
cinta
Hanya bersamamu aku
bahagia
Pureman, 08 Oktober
2015
Sempat tersirat di
dalam benakku
Di sini aku begitu
merindukanmu
Tapi apakah engkau
juga merasakan hal yang sama?
Di tempat yang jauh
yang aku tidak tahu di mana
Kepada siapa aku harus
mencari tahu
Jika tidak seorangpun
mengerti keadaan ini
Namun tidak sedikitpun
aku meragu
Aku akan tetap percaya
akan kekuatan cinta sejati
Pureman, 09 Oktober
2015
Aku hidup di atas batu
karang
Dikelilingi
bukit-bukit gersang
Aku sendiri dan seakan
hilang
Hidup sebatang kara
menggelandang
Aku hidup di tanah
seberang
Berselimuti ombak dan
gelombang
Aku pergi meninggalkan
orang tersayang
Untuk mengabdi pada
bangsa dengan berjuang
Wahai orang-orang yang
aku sayang
Tiada kukirim sepucuk
surat dan layang
Bukannya aku tidak
lagi sayang
Tapi tanah ini
sangatlah malang memang
Rasa rindu ini sudah
tak lagi terbilang
Aku sudah ingin cepat
untuk pulang
Berkumpul lagi dengan
orang-orang tersayang
Namun terompet perang
sudahlah berkumandang
Sayang, doakan aku
agar menang
Pureman, 10 Oktober
2015
Benih cinta yang
kutanam sejak lama
Akan selalu kusiram
dengan penuh cinta
Akan selalu kulindungi
dan kujaga
Agar terus tumbuh dan
berbunga
Takan kubiarkan
sedikitpun layu
Takan kubiarkan
sesuatupun menggangu
Takan kubiarkan
seseorangpun memetik
Takan kubiarkan sedikitpun
terusik
Aku adalah batu karang
Takan goyah walau
diterjang gelombang
Selalu teguh pada
janji yang kupegang
Takan pernah lupa apa
lagi hilang
Pureman, 11 Oktober
2015
Kekasih yang jauh di
mata
Selalu kusebutnamanya
Dalam setiap doa yang
kupinta
Semoga selalu dalam
lindungan_Nya
Walau jauh tak pernah
kumerasa jenuh
Rasa kasih selalu
penuh menyeluruh
Meskipun belahan jiwa
berada jauh
Cintaku teguh walau
jiwa tinggal separuh
Selalu kuingat senyum
manis itu
Selalu terbayang
parasnya yang elok nan ayu
Selalu terngiang
sapaannya yang begitu merdu
Dialah satu sang
penyemangat hidupku
Dirinya selalu kuingat
Di tengah kesibukanku
yang padat
Walau dia tidak
kulihat
Tapi aku merasa begitu
dekat
Seakan hatiku ia dekap
erat
Dan berbisik “Mamas
harus kuat”
“meskipun hidup terasa
berat”
Pureman, 12 Oktober
2015
Selamat malam kekasih
hati
Bagaimana kabarmu
malam ini
Bagaiman hari-hari
yang telah kau lewati
Semoga kebahagiaan
yang selalu kau dapati
Selamat beristirahat
kekasih tercinta
Aku berharap di sana
kau selalu ceria
Hari-hari yang kau
jalani penuh dengan tawa
Meskipun tanpa aku,
semoga kau selalu bahagia
Selamat tidur kekasih
tersayang
Aku berharap, aku
dapat hadir dalam mimpi yang kau kenang
Aku ingin mengatakan,
aku akan terus mencintaimu
hingga tidak ada lagi
siang
Semoga bermimpi indah
sayang
Pureman, 13 Oktober
2015
Seiring hari yang
terus berganti
Seiring waktu yang
terus berlalu
Perlahan kaki mulai
lelah berdiri
Dan bahu mulai lelah
menunggu
Ingin kurebahkan tubuh
yang mulai tua
Ingin kupejamkan mata
Ingin ku lepaskan
segalanya
Dan kutinggalkan dunia
Biarkan aku
beristirahat
Biarkan aku lepaskan
penat
Bernafas seakan sudah
tak kuat
Dan nadi seakan tak
lagi berurat
Bergerak seakan aku
tak mampu
Rasa seakan aku tak
lagi tahu
Warna semuanya telah
semu
Seluruh tubuhku telah
membeku
Aku tak nisa hidup
bila tanpamu
Pureman, 14 Oktober
2015
Kulihat bayangmu di
dalam cahaya pelita
Kudengar suaramu
bersama angin di malam buta
Kutahu aku sedang
merasakan rindu yang luar biasa
Terhadap kekasih
tercinta di tempat jauh di sana
Kutemui dirimu di
dalam mimpi yang indah
Kau hapuskan segala
resah dan gelisah
Kau dekap erat tubuh
yang telah gundah
Kau kuatkan jiwa yang
telah lelah
Tak terasa bintang
sudah mulai hilang
Dan pagipun sudah
mulai menjelang
Pesona wajahmu masih
terus terbayang
Ku ingin mimpi semalam
itu dapat terulang
Seperti mendapat
sapaan hangat di pagi ini
Kurasakan udara segar
yang tenangkan hati
Kudapatkan semangat
dalam menjalani hari
Dan kutemukan hari
indah yang tak pernah kutemui
“selamat pagi sang
pujaan hati”
Pureman, 15 Oktober
2015
Hidup di sini begitu
menderita
Jauh dari kekasih
tercinta
Kemarin jaringan tidak
ada
Sekarang listrikpun
juga
Kini berteman sepi
dengan pelita
Mencoba bercanda tawa
dengannya
Tapi dia hanya
menari-nari saja
Lama-lama aku bisa
jadi gila
Ingin ku turun ke kota
Sudah bosan aku dengan
marungga
Ingin ku enyah segera
Meninggalkan tempat
yang penuh derita